TANJUNG REDEB – Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kabupaten Berau bergerak cepat memastikan stabilitas harga dan ketersediaan pasokan kebutuhan pokok. Langkah tersebut dibahas dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Berau, yang dibuka oleh Sekretaris Kabupaten Berau, Muhammad Said, Kamis (4/12/2025) di Kantor Bapelitbang.
Pertemuan ini dihadiri perwakilan Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), serta sejumlah perangkat daerah yang menangani urusan pangan, perdagangan, distribusi bahan bakar, dan informasi publik.
Dalam arahannya, M. Said menegaskan bahwa pengendalian inflasi merupakan isu krusial yang menentukan stabilitas ekonomi daerah. Jika tidak terkendali, inflasi akan berdampak pada daya beli masyarakat hingga mempengaruhi aktivitas ekonomi secara luas.
“Pergerakan harga menjelang Natal dan Tahun Baru selalu meningkat. Belanja masyarakat tinggi, distribusi padat, dan tekanan harga komoditas sulit diprediksi. Karena itu, kita harus memastikan harga stabil, stok terpenuhi, dan distribusi barang tidak terhambat,” ujarnya.
Sekkab juga meminta semua stakeholder menjalankan peran secara maksimal seperti Dinas Pangan memastikan distribusi pangan tetap lancar, Diskoperindag memantau stok dan memperkuat operasi pasar, Bagian Ekonomi mengawal distribusi LPG agar tidak terjadi kelangkaan dan Diskominfo menyajikan data harga secara cepat dan akurat kepada masyarakat.
Menjelang akhir tahun sejumlah komoditas pangan strategis diprediksi berpotensi mengalami kenaikan harga akibat meningkatnya permintaan yang tinggi. Hal ini perlu diantisipasi dengan menjaga kelancaran distribusi dan memastikan stok daerah mencukupi.
Selain isu inflasi, M. Said mengingatkan bahwa tahun depan Berau akan menghadapi tantangan fiskal cukup berat. Dana transfer dari pusat alami penurunan tajam, dari Rp2,2 triliun menjadi hanya Rp800 miliar.
Penurunan tersebut dipastikan akan memengaruhi ruang gerak pembangunan daerah. Pemkab Berau pun menyiapkan langkah efisiensi, antara lain pengurangan perjalanan dinas hingga 50 persen, pembatasan kegiatan seremonial, dan pengetatan anggaran dan optimalisasi kinerja perangkat daerah.
“Berau berada di wilayah paling utara Kaltim, dengan rantai distribusi yang panjang dan biaya logistik tinggi. Kondisi ini membuat pengendalian inflasi harus benar-benar efektif. Tahun depan kita dituntut cermat dalam mengelola anggaran sekaligus menjaga stabilitas ekonomi,” tegasnya. (Prokopim)