TANJUNG REDEB – Peringatan Hari Nusantara ke-24 yang digelar di Kantor Dinas Perikanan Berau, Kamis (14/12/2025), berlangsung meriah dan sarat pesan pembangunan maritim. Acara dibuka dengan penampilan stand up comedy dan tarian, serta diramaikan UMKM yang menampilkan berbagai produk perikanan lokal.
Rangkaian kegiatan juga diisi penyerahan hadiah bagi pemenang lomba Hari Nusantara dan penghargaan bagi para penggiat perikanan di Berau.
Kepala Dinas Perikanan Berau, Abdul Majid, menjelaskan bahwa lomba-lomba yang digelar bertujujuan menanamkan kecintaan terhadap laut sejak dini. Lomba tersebut meliputi cerdas cermat tingkat SD, teka-teki silang SMP, cerdas cermat SMA, sampai stand up comedy bertema kelautan.
“Laut harus dipahami sebagai ekosistem yang perlu dijaga. Edukasi sejak dini membangun karakter kemaritiman agar generasi muda mencintai laut Berau,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, turut diluncurkan inovasi udang windu secure, teknologi yang mampu mengembalikan 50–80 persen lahan tambak menjadi mangrove alami. Sebanyak 20 tambak di Berau telah mulai menerapkan sistem ini.
Asisten III Setda Berau, Maulidiyah, menyampaikan bahwa rangkaian Hari Nusantara telah berlangsung sejak 17 November. Momentum ini, kata dia, penting untuk kembali mengingatkan jati diri Indonesia sebagai negara maritim, di mana 70 persen wilayahnya adalah laut.
“Di Berau, luas wilayah sekitar 15 ribu kilometer persegi, dan sepertiganya merupakan perairan. Ini potensi besar yang harus dijaga keberlanjutannya,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa sektor perikanan Berau—meliputi perikanan tangkap, budidaya, hingga industri pengolahan—berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, lapangan kerja, dan ketahanan pangan.
Namun, potensi tersebut hanya akan berkelanjutan apabila dikelola dengan bijak melalui tata kelola perikanan yang bertanggung jawab, infrastruktur memadai, dan dukungan teknologi.
Pemkab Berau, lanjutnya, terus memperkuat program strategis seperti pengembangan kawasan budidaya, penguatan UMKM, perluasan pasar, dan hilirisasi produk olahan perikanan. Ia juga menekankan pentingnya mendorong olahan perikanan skala mikro agar mampu dipasarkan sebagai cinderamata, termasuk pengembangan kegiatan pengalengan di SMK Perikanan Tanjung Batu.
“Berau memiliki sekitar 7.000 nelayan yang perlu mendapat perhatian, baik dari sisi kesejahteraan, sarana pendukung, maupun kemudahan perizinan,” tegasnya. (Prokopim)