TANJUNG REDEB - Sekkab Berau, Muhammad Said hadiri Ekspose dan Pembahasan Draft Akhir Dokumen Rencana Aksi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kabupaten Berau di Grand Parama Hotel pada Selasa (19/12/2023).
Perubahan iklim yang terjadi belakangan ini tidak lain disebabkan oleh masifnya pengelolaan SDA dan Gas Rumah Kaca yang berpotensi menipiskan lapisan ozon. Hal ini menyebabkan banyak terjadi bencana alam tak terduga seperti banjir, heat wave dan perubahan cuaca ekstrim.
Pemkab Berau melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) bekerja sama dengan LP2M Universitas Mulawarman telah menyusun Dokumen RAN-MAPI Kabupaten Berau. Penyampaian draft akhir ini menjadi finalisasi atas penyusunan dokumen tersebut. Disampaikan langsung oleh Rustam Fahmi tenaga ahli LP2M Samarinda.
Penyusunan RAN MAPI ini bertujuan untuk menghasilkan rencana aksi untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim khususnya di Kabupaten Berau yang terkoordinasi dengan seluruh lapisan elemen masyarakat Kabupaten Berau.
Untuk itu Pemkab Berau berkomitmen untuk melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. “Pentingnya mitigasi ini ialah untuk memetakan tindakan apa yang harus dilakukan”, jelas Muhammad Said.
Beberapa upaya telah dilakukan seperti pemasangan alat pendeteksi Gempa di Pulau Maratua. “Banjir tahunan yang tidak dapat dihindari namun dapat diminimalisir dampaknya dapat kita petakan melalui RAN MAPI ini”, tambahnya.
Ia juga berharap agar seluruh lapisan masyarakat tidak hanya pemerintah dapat berkontribusi dalam pemetaan mitigasi terhadap perubahan iklim ini. “Jangan sampai ketika ada bencana, kita saling menyalahkan”, tegasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh para kepala OPD terkait, BKSDA Kaltim SKWI Berau, Unsur Mitra Pembangunan dan Pihak Swasta. (DT/Prokopim)