TANJUNG REDEB - Bupati Berau Sri Juniarsih Mas didampingi Sekkab Berau Muhammad Said dan Kepala DPMK Kabupaten Berau Tentrem Rahayu mengikuti proses penilaian Arindama Keberhasilan Pembangunan bidang pembangunan wilayah pedesaan tahun 2025, yang dilakukan oleh DPMPD Provinsi Kalimantan Timur beserta tim penilai,proses penilaian berlangsung secara zomm meeting ,Rabu (12/11/2025) di ruang rapat vicon Dinas Komunikasi dan Informatika Berau.
Penilaian Arindama ini merupakan apresiasi Pemprov Kaltim kepada daerah yang dinilai berhasil menjalankan pembangunan di masing-masing sektor. Sebelumnya penilaian ini disebut Panji Keberhasilan Pembangunan. Penghargaan akan diserahkan pada peringatan hari jadi Kaltim di Januari 2026.
Kepala DPMK Tentrem Rahayu dalam mempresentasikan keberhasilan pembangunan wilayah pedesaan ia mengatakan bahwa dengan berbagai kebijakan Pemda Berau yang Pro Kampung, berdampak pada percepatan pembanguan dan pemberdayaan masyarakat kampung.
Meski pengukuran Indeks Desa pada Tahun 2025 sesuai PermenDesa Pembangunan Daerah Tetinggal dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2024 mengalami Perubahan dari Indeks Desa Membangun pada tahun 2024, yakni penambahan Dimensi, dari 3 Dimensi pada tahun 2024 menjadi 6 dimensi dan 48 Indikator pada tahun 2025.
"Pencapaian kemajuan dan kemandirian Kampung sebagaimana di targetkan dalam RPJMD Kabupaten Berau telah terpenuhi dan terlampaui," tegasnya.
Dengan target pada tahun 2024 sebanyak 12 Kampung Mandiri,terealisasi 19 Kampung Mandiri, target pada tahun 2025 sebanyak 13 Kampung Mandiri, terealisasi 22 Kampung mandiri, artinya bahwa meski terjadi perubahan dimensi untuk penghitungan indeks desa, dari 3 Dimensi menjadi 6 Dimensi pada Tahun 2025, tingkat realisasi Kampung Mandiri tetap mengalami pertumbuhan penambahan sebanyak 3 Kampung Mandiri (3%) dan pada tahun 2024 sebanyak 19 Kampung Mandiri, menjadi 22 Kampung Mandiri pada Tahun 2025.
Selanjutnya dalam kesempatannya Sri Juniarih Mas memaparkan kondisi Kabupaten Berau dengan Jumlah penduduk per-November 2025 sejumlah 303.440 Jiwa, yang tersebar di 13 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 100 Kampung (pada 12 Kecamatan, minus Tanjung Redeb/Kelurahan), menempati wilayah dengan kondisi geografis yang sangat beragam dengan jarak antar Kampung yang cukup jauh.
Letak Kampung yang menyebar dari ujung pedalaman (Segah dan Kelay),sekitaran kota (Sambaliung, Gunung Tabur dan Teluk Bayur) sampai daerahpesisir (Pl. Derawan, Maratua, Tabalar, Biatan, Talisayan, Batu Putih dan Biduk-Biduk) memiliki karakteristik dan sarana prasarana infrastruktur dasar yang berbeda beda.
Menyadari kondisi Kampung-Kampung di Kabupaten Berau yang begitu beragam dengan keterbatasan infrastruktur dan sarana prasarana layanan dasar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau, akan tercapai dengan Kampung yang maju, mandiri dengan masyarakat sejahtera, serta terpenuhi layanan dasar denganinfrastruktur yang memadai.
"APBD Pro Kampung adalah jawaban kebijakan atas kesenjangan antara Kampung dan Kelurahan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat di Kampung,dan sesuai agenda nasional membangun dari kampung,"katanya.
Komitmen kebijakan APBD pro kampung akan dilanjutkan dengan konsisten berkesinambungan, dan menjamin keberlanjutan program pro kampung sebagai mana visi - misi pememimpin daerah yang tertuang pada RPJMD 2025 2029.
"Kesejahteraan masyarakat akan dicapai dengan kampung yang mandiri maju da masyarakat sejahtera, serta terpenuhi layanan dasar dengan infrastruktur yang memadai, dan sebagai bentuk komitmen serta keberpihakan dana desa melalui dana transfer APBD kampung dalam menuntaskan program yang ada dikampung,"sambungnya.
Dalam RPJMD 2025-2029, dengan jelas menyatakan Lanjutan dan penguatan terhadap 18 program unggulan yang telah berjalan dari jumlah 18 Prorgam Unggulan tersebut, yakni sebanyak 11 Program unggulan dan prioitas masuk di Kampung untuk percepatan pembangunan Kampung menuju Kemandirian Kampung dan kesejahteraan masyarakat.
"Untuk akselerasi pembangunan Kampung dan kesejahteraan masyarakat, diperlukan kolaborasi yang sinergi antar berbagai pihak, pembangunan kampung Model kolaboratif Pentahelix dimplementasikan dalam rangka mencapai kemandirian kampung,"ungkapnya.
Keberhasilan pembangunan Kampung Model Kolaboratif Pentahelix ini, menjadi role model Pembangunan Kampung di Kabupaten Berau, denganperan aktif Bapelibang Kabupatne Berau untuk mengoordinir perencanaan di perangkat Daerah dengan program prioritas dalam Rencana Kerja (Renja) dan Renana Startegis (Renstra) Perangkat Daerah terkait, untuk mempercepat kemajuan dan kemandirian kampung berdasarkan indikator dalam Indeks Desa.
"Kemajuan dan Kemandirian Kampung juga dilandasi dengan kebijakan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Kampung (PAK), yakni dengan optimalisasi Aset Kampung dan mengoptimalkan peran BUMKampung, BUMDes) dalam pengelolaan potensi Sumber Daya Alam yang di Kampung," sambungnya.
Ia pun berharap Berau bisa kembali menjadi yang terbaik dalam bidang ini. "Kita pernah mendapatkan terbaik pertama pada tahun 2023, sementara di tahun 2024 pada penilaian Kabupaten Berau berhasil masuk tiga besar dalam bidang pembangunan wilayah pedesaan dan untuk di tahun 2025 kita optimis dan yakin bisa mendapatkan pertama lagi," pungkasnya. (Prokopim)