TANJUNG REDEB - Kabupaten Berau memiliki kawasan mangrove yang cukup luas. Yang terbentang di sepanjang pesisir pantai. Dengan luasan mencapai 80 ribu hektar menjadikan hutan mangrove Berau terluas kedua di Kaltim. Pemkab Berau pun berkomitmen untuk menjaga kelestarian kawasan ini.
Hal itu ditegaskan Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas saat meluncurkan program mangrove sahabat tambak lestari (Mesti), Rabu (6/9/2023) di Hotel Bumi Segah. Program ini merupakan kolaborasi antara Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dengan PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).
Program ini diharapkan bisa mengembalikan tutupan hutan mangrove. Yang mulai mulai berkurang akibat pembukaan lahan. Melalui pendekatan Mesti diharapkan bisa menjaga kelestarian hutan mangrove ini untuk jangka panjang. Salah satu aplikasi dalam program ini yaitu Shrimp Carbon Aquaculture (SECURE).
Bupati Sri Juniarsih memberikan apresiasi atas inisiasi program ini. Ia pun telah melihat langsung program SECURE di Kampung Pegat Batumbuk. Dari luasan lahan yang mencapai 10 hektar, tambak tersebut direvitalisasi menjadi ramah lingkungan.
"Jadi hanya dua hektar saja yang digunakan sebagai tambak. Sisanya dikembalikan menjadi hutan mangrove. Dan hasilnya sangat optimal. Hutan mangrove tetap terjaga dan perekonomian masyarakat dapat terpenuhi," ujarnya.
Dengan menjaga hutan mangrove ini diharapkan juga dapat meningkatkan produksi perikanan. Bupati Sri Juniarsih menyampaikan tahun 2021 lalu produksi perikanan Berau mencapai 25 ribu ton. Ia m nilai bahwa hasil ini masih bisa ditingkatkan lagi. Dan salah satu upayanya dengan menjaga kelestarian hutan mangrove.
"Mangrove memiliki fungsi yang cukup kompleks bagi kelestarian lingkungan. Salah satu penghasil karbon cukup besar, menjaga abrasi dan ekosistem perikanan. Tentu ini harus kita jaga bersama," pungkasnya. (SS/Prokopim)