TANJUNG REDEB - Wakil Bupati Berau, Gamalis dampingi dialog antara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy dengan masyarakat yang membahas mengenai penurunan stunting di Kabupaten Berau.
Wakil Bupati Berau yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Berau selalu berkomitmen dan bersinergi bersama dengan seluruh pihak terkait dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Berau.
Target dalam penurunan stunting khususnya di Kabupaten Berau terus membaik, upaya upaya dalam menurunkan stunting terus dilakukan Pemkab Berau, diantaranya penganggaran APBD dalam mendukung penanganan stunting, melakukan audit kasus stunting sesuai dengan 8 aksi konvergensi, pembinaan 1000 HPK di 16 kampung kemudian orientasi dan pembinaan pada 170 tim dan 510 kader, serta melakukan gala dinner untuk mendorong pelaksanaan BAAS.
Selain itu program lainnya yaitu bapak/bunda asuh anak stunting, kemudian melakukan penandatanganan MoU pemkab Berau dengan pihak swasta (Perusahaan), stakeholder dan mitra lainnya untuk memberikan paket bantuan bagi anak stunting, melalukan rapat koordinasi TPPS Kabupaten Berau secara rutin dan berkala, serta melakukan rembug stunting mulai tingkat kecamatan, kabupaten bahkan provinsi. "Semua ini terus dilakukan demi menekan angka penurunan stunting di Bumi Batiwakkal," ujar wabup.
Sementara Menko Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa penanganan stunting harus dilakukan sejak dini. Dengan pencegahan sebelum hamil bahkan sebelum menikah kepada calon ibu. "Jadi bukan setelah lahir karena akan lebih susah penangannya,” tegasnya.
Ditegaskan bahwa penanganan stunting ini merupakan prioritas pemerintah. Target dalam mencapai Indonesia emas pada tahun 2045 dengan mewujudkan generasi sehat dan kuat menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Sehingga pemerintah terus mendorong agar capaian ini bisa terealisasi.
"Anak-anak yang lahir sekarang ini akan menggantikan kita nantinya, begitu juga seterusnya. Sehingga kita harus persiapkan mulai saat ini. Stunting ini bukan mengenai tinggi dan pendek badan tapi kemampuan otak dari anak-anak itu," pungkasnya. (YN/Prokopim)