GUNUNG TABUR - Memperingati Hari Jadi Kabupaten Berau ke-70 dan Kota Tanjung Redeb ke-213, Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama dengan Kesultanan Gunung Tabur selalu menggelar prosesi Baturunan Parau (menurunkan perahu), Minggu (17/9) di Museum Kesultanan Gunung Tabur.
Kegiatan yang menjadi bagian dalam adat dan istiadat ini merupakan simbol untuk mempererat tali kebersamaan masyarakat di Bumi Batiwakkal.
Baturunan parau ini sendiri sudah menjadi agenda rutin tahunan yang akan digelar dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Tanjung Redeb dan Kabupaten Berau.
Dimulai beberapa tahun lalu yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bera. Hingga akhirnya menjadi tradisi yang berlangsung sampai saat ini. Dengan diikuti masyarakat sekitar, pemangku adat, agama.
Sebelum diturunkan, diadakan pembacaan doa terlebih dulu. Yang dikemas dengan kearifan lokal oleh sesepuh adat. Setelah prosesi adat selesai, perahu yang beratnya sekitar 300 kilogram tersebut diangkat beramai-ramai dalam satu komando dan kemudian akan diturunkan ke Sungai Segah.
Usai perahu diturunkan ke Sungai Segah, para masyarakat yang ikut menggangkat bersiap untuk mendayung perahu di sepanjang sungai. Di sinilah terlihat simbol kebersamaan diantara masyarakat. Secara bersama-sama dan ikhlas untuk membangun kekompakan dan gotong royong.
Tak hanya masyarakat sekitar, Wakil Bupati Berau, Gamalis, Bupati Berau periode 2005-2015, Makmur HAPK, Bupati Berau Periode, 2020, Agus Tantomo serta Forkopimda juga turut bersama-sama dalam mengangkat perahu serta menurunkannya di Sungai Segah. Cermin kerbersamaan dan kekompakan inilah yang diharapkan dapat dipertahankan dalam membangun Bumi Batiwakkal.
Bupati Sri Juniarsih menegaskan bahwa agenda ini harus dipertahankan selalu. Karena makna yang terkadung di dalamnya yaitu semangat gotong royong dalam mewujudkan kebersamaan. Ini pun menjadi bagian dalam tradisi yang tidak bisa terpisahkan lagi.
“Perahu ini juga menjadi simbolis dan pengingat kepada kita semua. Karena dulunya menjadi transportasi utama bagi masyarakat," pungkasnya. (SS/Prokopim)