TANJUNG REDEB — Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Berau kembali melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan dalam rangka mendukung upaya penurunan stunting di Kabupaten Berau. Kegiatan seri kedua yang mengangkat tema stunting ini dibuka oleh Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, M. Said, pada Minggu (23/11/2025) di Ruang Rapat Sangalaki, Kantor Bupati Berau.
Kegiatan edukasi ini telah memasuki seri kedua. Pada seri pertama, materi difokuskan pada kesehatan gigi anak, sementara seri kedua membahas secara mendalam mengenai stunting. Selanjutnya, edukasi seri ketiga dijadwalkan kembali digelar dengan tema psikologi anak atau kewirausahaan (entrepreneurship).
Ketua panitia acara menjelaskan bahwa kegiatan edukasi ini menitikberatkan pada tiga poin utama, yakni teori, data, dan kebijakan. Tiga narasumber dihadirkan untuk membahas berbagai aspek, mulai dari kesehatan anak secara medis, pemenuhan gizi berbasis pangan lokal, hingga strategi intervensi pemerintah dalam pengendalian stunting.
“Untuk teori, kami laksanakan melalui edukasi langsung kepada masyarakat seperti hari ini. Dengan dukungan data, upaya penanganan akan lebih terarah. Sementara pada aspek kebijakan, pemerintah dapat menentukan langkah strategis dalam menekan kasus stunting di Berau,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Sekkab Berau M. Said menyampaikan apresiasi kepada IKA Unhas Berau yang telah berperan aktif membantu pemerintah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Menurutnya, stunting kini menjadi isu yang sangat serius dan menjadi perhatian khusus pemerintah daerah.
“Tiga hari lalu saya berkunjung ke Biduk-biduk. Dari laporan yang saya terima, kasus stunting dan anak berkebutuhan khusus cukup tinggi, hanya saja selama ini tidak terlalu terekspos,” ungkap Said.
Ia menyoroti fakta di lapangan bahwa tingginya kasus stunting justru ditemukan di kawasan perkebunan yang secara ekonomi tergolong baik.
“Kadang fakta berbeda dengan yang kita bayangkan. Di daerah perkebunan, kesejahteraan cukup bagus, tetapi kasus stunting tinggi. Paradigma orang tua mengenai anak stunting atau anak berkebutuhan khusus masih sering diabaikan sehingga tidak terdata dengan baik. Akibatnya penanganan menjadi tidak tepat sasaran,” ujarnya.
Sekkab juga mengapresiasi tingginya antusias peserta dalam mengikuti kegiatan ini. Ia menyatakan bahwa Pemkab Berau siap memfasilitasi pelaksanaan edukasi seri ketiga agar menjangkau masyarakat lebih luas.
“Melalui edukasi seperti ini, pemahaman masyarakat meningkat. Pemkab siap kembali memfasilitasi seri ketiga agar semakin banyak masyarakat mendapat pengetahuan,” tegasnya. (Prokopim)