TANJUNG REDEB - Pemerintah terus berupaya dalam menurunkan angka stunting. Tahun 2024 ini target prevelensi stunting ditetapkan 14 persen secara nasional termasuk di masing-masing daerah.
Mengejar target itu, pemerintah pusat kini mengkoordinir seluruh pemerintah daerah untuk menyamakan persepsi. Melalui Rapat Konsolidasi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, Senin (20/5/2024) yang dilaksanakan BKKBN di Surabaya.
Pemerintah Kabupaten Berau turut serta dalam rapat ini secara online. Hadir langsung Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Gamalis didampinggi Ketua TP PKK Berau, Sri Aslinda Gamalis, Sekretaris DPPKBP3A Berau, Halijah, serta anggota TPPS.
Dalam rapat ini diketahui bahwa data SSGI 2022 dan SKI 2023, prevelensi stunting mengalami kenaikan pada usia 6 bulan ke 13 bulan dan 24 bulan. Hal ini menunjukan bahwa anak usia tersebut tidak mendapatkan intervensi yang mencukupi.
Targetnya intervensi harus fokus pada 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah terjadinya stunting. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya, pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi seimbang dan tepat, imunisasi dasar lengkap, perbaikan praktek pengasuhan, dan pencegahan kecacingan.
Usai kegiatan, Gamalis menyampaikan, rapat konsolidasi ini sebagai upaya dalam percepatan penurunan angka stunting. Dijelaskan, beberapa hal yang menjadi catatan yaitu pemahaman antar tim di lapangan masih beragam, peningkatan kapasitas tim, peningkatan cakupan intervensi baik spesifik maupun sensitif serta pendampingan terhadap sasaran.
"Rapat ini juga untuk menyatukan bahasa kita. Karena ada perbedaan data. Di Berau prevelensi stunting secara nasional mencapai 23 persen berdasarkan SKI, tapi dari data yang kita himpun sudah turun hingga 17 persen. Ini yang harus disinkronkan lagi," ujarnya. (SAM/Prokopim)