TANJUNG REDEB - Kabupaten Berau kembali menambah sentra tenun. Berada di Kampung Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung, sentra tenun ini diresmikan langsung oleh Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA), Reni Yanita didampinggi Wakil Bupati Berau, Gamalis, Selasa (20/5/2025).
Sentra tenun ini dibangun pada tahun 2024 lalu. Dengan sumber anggaran dari Alokasi Dana Khusus (DAK) fisik Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pembangunan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahun 2022 dan 2024. Sebelumnya Berau juga telah memiliki sentra tenun yang berada di Kampung Tumbit Melayu.
Keberadaan sentra tenun di Berau ini diharapkan bisa meningkatkan sektor industri kreatif yang berfokus pada wastra Indonesia khususnya tenun. Pemerintah Kabupaten Berau pun telah menyiapkan sumber daya manusia dalam meningkatkan produk unggulan tersebut. Dimana saat ini telah ada kelompok pengerajin yang berada di Kampung Sukan Tengah sebanyak 20, Tumbit Melayu 7 dan Trans Bangun 10 pengerajin.
Saat ini pemasaran kain tenun Berau masih belum optimal. Kepala Diskoperindag Berau, Eva Yunita mengatakan, beberapa kendala yang dihadapi oleh para pengerajin, seperti produksi yang tidak menentu. Hal ini membuat terjadinya peningkatan bahan baku dan harga jual. "Selama ini masih melayani pemesanan by order saja. Permodalan juga masih terbatas," ungkapnya.
Sektor IKM ini menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten Berau yang disiapkan untuk menggantikan sektor pertambangan. Wabup Gamalis menyampaikan, kedepannya sektor pariwisata bakal menjadi pilar penting pertumbuhan ekonomi di Bumi Batiwakkal.
"Dalam sektor pariwisata ini banyak sub yang dapat digarap salah satunya ekonomi kreatif. Kami memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan provinsi yang telah memberikan dukungan dalam pembangunan sentra tenun ini," katanya.
Meskipun telah terbangun sentra tenun namun pekerjaan rumah masih banyak yang harus dilakukan. Dirjen IKMA Reni Yanita mengatakan, sentra tenun ini harus diperkuat lagi untuk ekosistem didalamnya mulai dari peralatan hingga pengerajin. Tak hanya mempertahankan produk saja tapi harus kedepannya harus dapat berekspansi. Dengan melakukan diversifikasi produk yang disesuaikan dengan permintaan pasar.
"IKM ini memiliki potensi besar. Sampai triwulan satu ini industri pengolahan telah memberikan kontribusi 18,8 persen terhadap PDRB dengan serapan tenaga kerja mencapai 65,52 persen," ungkapnya.
Ia memberikan masukan agar tenun yang diproduksi tidak hanya berfokus pada motif umum namun harus memiliki karakter dan unik. Sehingga ada pembeda dengan tenun di daerah lain.
"Jika ini bisa kita lakukan maka pemasaran dapat berkembang, tidak hanya didalam daerah saja tapi keluar. Karena motifnya unik dan tidak mudah ditiru. Saya minta perkuat motif ini," pungkasnya. (SAM/DT/Prokopim)