TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau tak hanya memiliki ragam keindahan alam seperti di Pulau Derawan dan Pulau Maratua. Tetapi, juga banyak situs-situs sejarah peninggalan kolonial Belanda atau kekayaan budaya melalui dua kesultanan yang ada. Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur
Dalam menjaga aset sejarah itu, Pemerintah Kabupaten Berau, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau melakukan revitalisasi cagar budaya yang ada di Berau. Pemeliharaan aset bersejarah ini merupakan satu dari 18 program prioritas Bupati Berau Sri Juniarsih Mas bersama Wakil Bupati Gamalis.
Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, didampingi Pamong Budaya Ahli Muda, Arbaiyah menerangkan tahun 2023 ini pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau melakukan revitalisasi Museum Kamar Bola di Teluk Bayur, Keraton Kesultanan Sambaliung serta Keraton Kesultanan Gunung Tabur.
“Revitalisasi sudah dilaksanakan. Sesuai dengan pekerjaannya semua dilaksanakan pada tahun ini,” terangnya.
Upaya itu dijelaskannya untuk menjaga aset bersejarah di Kabupaten Berau. Sehingga generasi muda, tetap bisa menelusuri sisa-sisa peninggalan sejarah ataupun akses sejarah yang masih aktif hingga saat ini. “Untuk bangunan bersejarah kita ingin dengan adanya revitalisasi bangunan tersebut tidak rusak dan menjaga nilai sejarah pada bangunan tersebut,” jelasnya.
Apalagi, ketiga situs yang dilakukan pemugaran merupakan cagar budaya yang harus dilindungi keberadaannya. Sebab, daripada situs sejarah itulah masyarakat dan generasi muda serta wisatawan bisa belajar banyak dari situs sejarah yang ada. “Semua bangunan yang kita lakukan revitalisasi itu bangunan bersejarah yang termasuk cagar budaya dan harus dilindungi,” ujarnya.
Ia ingin generasi muda bisa melanjutkan menjaga warisan budaya yang ada. Ketika hal itu bisa terjaga, maka di masa yang akan datang khazanah sejarah yang ada di Berau tidak hilang dan masih bisa dilihat secara langsung. “Harapan kita, generasi penerus bangsa bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga peninggalan bersejarah,” terangnya.
Ia mencontohkan situs sejarah Museum Kamar Bola yang terletak di Teluk Bayur, hal itu bisa terus menjadi lokasi sejarah yang akan dikenang oleh generasi penerus sebagai pembelajaran. Sebab Berau terdapat catatan sejarah kedatangan bangsa Belanda di masa penjajahan. “Dengan melakukan pelestarian terhadap peninggalan bersejarah, sebagai salah satu cara kita untuk menyampaikan pemahaman tentang masa lalu kepada generasi mendatang,” katanya
Setiap tahunnya, Disbudpar Berau akan terus melakukan perawatan cagar budaya yang sudah direvitalisasi. Seluruh perawatan itu akan dilakukan pada situs-situs sejarah yang terdata dan memiliki payung hukum. “Setiap tahun kita selalu melakukan pemeliharaan terhadap situs cagar budaya yang sudah ada SK-nya,” pungkasnya. (RN/Prokopim)